Oleh Dr. Hisyam Abdul Rahman, FKEE
Para pembaca semoga Allah subhanahu wa ta’ala merahmati kita semua, sejak pertengahan bulan Disember 2019 masyarakat dunia dikejutkan dengan berita penularan wabak Novel Coronavirus atau dikenali sebagai wabak nCoV-2019 yang terjadi di Wilayah Wuhan, China. Coronavirus adalah keluarga virus yang menyebabkan pelbagai penyakit dari selsema hingga penyakit lebih teruk seperti MERS-CoV dan SARS-CoV. Novel Coronavirus pula merujuk kepada spesis virus baru yang belum pernah ditemui oleh manusia. Wabak ini boleh tersebar dengan mudah antara manusia dengan manusia (Twitter KKMPutrajaya, 19 Januari 2020).
Perkara ini menimbulkan kegusaran dalam kalangan masyarakat apabila wabak ini sudah menular ke banyak negara lain di seluruh dunia termasuk Malaysia dengan empat kes dilaporkan setakat 25 Januari 2020 di Malaysia. Kerajaan Malaysia melalui Kementerian Kesihatan Malaysia (KKM) telah mengambil pelbagai langkah bagi membendung wabak ini dari terus menular ke dalam negara. KKM juga telah menasihati rakyat di Malaysia mematuhi langkah-langkah pencegahan yang telah dikeluarkan oleh KKM melalui akaun media sosial mereka. Selain itu pihak KKM juga menyediakan pelan kesiapsiagaan dan respon bagi menghadapi risiko penularan wabak Novel Coronavirus ini (Twitter KKMPutrajya, 25 Januari 2020).
Selain dari langkah awal yang telah diambil oleh pihak kerajaan bagi membendung penularan wabak ini, apa yang sepatutnya kita sebagai seorang muslim dapat lakukan bagi melindungi diri kita, keluarga dan sahabat handai dari penyakit berjangkit ini? Apakah kita hanya sekadar berpeluk tubuh atau berputus asa untuk berusaha sehingga hanya pasrah dengan apa yang akan menimpa kita? Janganlah berputus asa wahai saudara, ketahuilah bahawa setiap penyakit ada ubatnya dan tidaklah Allah subhanahu wa ta’ala takdirkan sesuatu penyakit yang menimpa seseorang hamba melainkan Allah takdirkan pula penawarnya.
Al-Qur’an & Doa adalah Penawar
Para pembaca yang dikasihi, kita sebagai seorang muslim harus menyakini bahawa selain dari usaha perubatan secara moden yang banyak digunakan pada hari ini, kita sebenarnya memiliki penawar yang lebih hebat dan lebih utama dari itu semua iaitu Al-Qur’an dan Doa. Al-Qur’an yang Allah subhanahu wa ta’ala turunkan kepada Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salam di samping sebagai petunjuk bagi manusia di dalam meniti jalan keselamatan di dunia dan akhirat, juga merupakan ubat bagi penyakit kebimbangan hati.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (ertinya):
“Katakanlah, Al-Qu’ran adalah sebagai petunjuk dan penyembuh (ubat) bagi orang-orang yang beriman.” (Fushilat: 44)
Ketahuilah bahawa Al-Qur’an secara keseluruhannya adalah ubat dan tidaklah Allah menurunkan dari langit sesuatu ubat yang paling bermanfaat dan paling mujarab di dalam menghilangkan penyakit selain daripada Al-Qur’an.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman (ertinya):
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar (ubat) dan rahmat bagi orang yang beriman.” (Al-Israa: 82)
Al-Qur’an disamping sebagai ubat yang akan menyembuhkan dari pelbagai penyakit hati, kitab ini juga sebagai ubat yang akan menyembuhkan dari penyakit badan sebagaimana disebutkan kisahnya di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh al-Imam Bukhari dalam Sahihnya nombor 2276 dan al-Imam Muslim dalam Sahihnya nombor 2201. Kisah tentang beberapa orang Sahabat Nabi rodhiallahuanhu yang membantu seorang ketua kampung yang terkena sengatan binatang berbisa dengan membacakan surah Al-Fatihah dan meniupkan pada tempat sengatan tersebut. Lalu dengan izin Allah subhanahu wa ta’ala tidak lama setelah itu ketua kampung tersebut sembuh dan tidak ada bekas sama sekali pada lukanya.
Al-Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata (ertinya):
“Sungguh ubat ini memberikan pengaruh pada sakit (yang diderita) tersebut hingga seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Ini merupakan ubat yang paling mudah dan sederhana. Kalau seandainya seorang hamba berbuat baik dalam berubat dengan menggunakan surah Al-Fatihah, nescaya ia akan melihat pengaruhnya yang menakjubkan dalam kesembuhan.” (Al-Jawabul Kafi, hlm. 17 dan Buletin Al-Ilmu Edisi No. 36/IX/XIII/1436H)
Doa juga termasuk senjata atau sebab yang paling kuat untuk menolak sesuatu yang tidak disukai dan untuk mendapatkan sesuatu yang dihajati. Doa termasuk ubat yang paling bermanfaat. Doa merupakan musuhnya musibah yang dapat menolak musibah sebelum datangnya atau mengubatinya setelah datangnya musibah. Doa yang dipanjatkan haruslah disertai dengan keikhlasan hanya kepada Allah, yakin bahawa Allah akan mengkabulkannya dan tidak tergesa-gesa mengharapkan agar dikabulkan doa tersebut.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salam bersabda (ertinya):
“Berdoalah kalian kepada Allah dalam keadaan yakin akan dikabulkan doa kalian dan ketahuilah bahawasanya Allah tidak akan menerima doa dari hati yang lalai dan lupa.” (HR al-Hakim 1/493)
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salam bersabda (ertinya):
“Doa akan memberikan kemanfaatan dari musibah yang telah turun dan dari musibah yang belum turun. Maka wajib bagi kalian wahai hamba-hamba Allah untuk berdoa.” (HR al-Hakim 492/1)
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salam bersabda (ertinya):
“Akan dikabulkan doa salah seorang dari di antara kalian selama tidak tergesa-gesa, iaitu dengan mengatakan, ‘Aku sudah berdoa namun belum dikabulkan’.” (HR al-Bukhari no. 6340 dan Muslim no. 2735)
Antara Doa Ketika Musibah Datang Melanda
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salam bersabda (ertinya):
“Barangsiapa melihat seorang tertimpa bala, kemudian dia berdoa:
????????? ??????? ??????? ????????? ?????? ????????? ???? ???????????? ????? ??????? ??????? ?????? ??????????
‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan aku dari apa yang Dia timpakan kepadamu (berupa penyakit) dan (segala puji baginya) yang telah melebihkan aku atas hamba-hambaNya.’
Siapa membaca doa ini, nescaya dia akan diselamatkan dari bala itu selama dia hidup.” (HR at-Tirmidzi no. 3431, dihasankan oleh al-Albani dan http://thoriqussalaf.com/blog/2020/01/25/doa-elak-dari-bala-bencana/)
Dari Anas berkata, “Biasa Nabi membaca doa berikut:
?????????? ?????? ??????? ???? ???? ?????????? ???????????? ?????????? ????????? ????????????
‘Ya Allah aku berlindung diri padamu dari (penyakit) gila, kusta, penyakit kulit dan segala penyakit yang buruk (berbahaya)’.” (HR Abu Dawud 1554, an-Nasa’i 5493, disahihkan al-Albani dan http://thoriqussalaf.com/blog/2020/01/26/doa-perlindungan-dari-penyakit/)
Akhir sekali, para pembaca dinasihatkan agar mengikuti nasihat dari pihak berkuasa di Malaysia yang sangat tidak menggalakkan rakyat Malaysia yang tidak memiliki sebab mendesak untuk mengadakan perjalanan ke China. Ianya sangat bertepatan dengan bimbingan Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salam tentang penyakit berjangkit seperti ta’un.
Rasulullah sallallahu ‘alaihi wa salam bersabda (ertinya):
“Jika kalian mendengarnya (ta’un) sedang menular di sesebuah daerah, maka jangan kalian pergi ke sana dan yang sedang berada di daerah tersebut jangan keluar meninggalkannya.” (HR al-Bukhari no. 5728 dan Muslim 2219)
Wallahu a’lamu bish shawab.